Pengalaman Kak Citra Menjadi Caregiver Jepang Sampai Bisa Lulus Ujian Nasional Keperawatan Jepang

Pengalaman Kak Citra Menjadi Caregiver Jepang Sampai Bisa Lulus Ujian Nasional Keperawatan Jepang


Kak Citra Berfoto dengan Background Bunga Sakura (sumber: dokumentasi pribadi, @citra_najihah)


A. Profil Kak Citra

Kak Citra bernama lengkap Citra Catur Permata Putri Aprilian Najihah atau Citra Najihah. Kak Citra berasal dari Gresik, Jawa Timur dan merupakan lulusan D3 Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan tahun 2017. Setahun yang lalu di tahun 2023, Kak Citra meneruskan kuliah S1 secara online. Kak Citra berangkat magang caregiver Jepang di akhir tahun 2019 dengan kontrak magang 3 tahun. Saat ini Kak Citra masih bekerja di panti lansia tempat dulu Kak Citra magang di daerah Kobuke, Prefektur Chiba. Kak Citra juga sudah mempunyai sertifikat bahasa NAT-TEST N2 (setara JLPT N2).

Di tahun lalu, tahun 2023, Kak Citra berhasil lulus ujian nasional keperawatan Jepang atau dikenal juga dengan 介護福祉士国家試験 (kaigofukushishi kokka shiken). Tidak jauh dari kelulusannya tim LPK Gunamandiri berbincang dengan kak Citra melalui ZOOM meeting dan melakukan tanya jawab seputar kelulusannya. Yuk simak tanya jawabnya di bawah ini!


B. Pengalaman Kak Citra Menjadi Caregiver di Jepang

LPK Gunamandiri (GM) : "Kenapa sih kak Citra tertarik menjadi caregiver di Jepang?"

Kak Citra (C) : "Karena suka jalan-jalan namun juga ingin bekerja. Motivasi utamanya di luar negeri ingin kerja sambil jalan-jalan"

GM : "Apa hal yang menyenangkan saat kak Citra kerja sebagai caregiver?"

C : "Dari sisi kerjaan, sama seperti di Indonesia, sama-sama merawat. Karena basic-nya dari Kesehatan, merawat orang. Jadi tidak spesial banget, hanya seperti biasa. Kadang merasa kasihan melihat orang tua, tidak ada yang merawat, jadi membayangkan seperti keluarga sendiri. Yang berkesan, kadang para lansia sedih, menangis. Jadi merasakan apa yang mereka rasakan."

Perusahaan pun sangat welcome sekali. Apapun diajarkan dari nol. Dari segi agama juga tahu, khususnya tentang jilbab. Banyak tempat kerja di Jepang yang tidak memperbolehkan memakai jilbab. Sementara di perusahaan ini, diperbolehkan memakai jilbab, sholat dan puasa. Saat puasa, tidak diberikan pekerjaan yang terlalu berat dan banyak berhubungan dengan air seperti memandikan. Mereka juga belajar tentang islam, seperti tentang ramadan, kenapa memakai jilbab dan lain sebagainya. Sementara di tempat yang lain tidak seperti itu.

Di Kobuke, berdua dengan yang satu angkatan dulu sewaktu di LPK Gunamandiri. Ada juga junior angkatan ketiga yang baru datang. Dulu angkatan pertama. Satu angkatan yang kerja sebagai caregiver di Jepang ada 6 orang.

GM : "Benefit apa yang kak Citra dapatkan dengan bekerja di Jepang? Apa hal yang kakak pelajari dengan bekerja sebagai caregiver di Jepang?"

C : "Dari segi materil, pasti ada, bisa bantu-bantu terutama bantu-bantu keluarga."

"Kalau dari non-materil itu, banyak. Banyak pengalamanan di sini. Bisa lihat Sakura, sudah ke Disney Land, ke Disney Sea, sudah melihat banyak musim. Kalau di Indonesia hanya ada musim panas dan musim hujan, di sini bisa merasakan empat musim di Jepang."

"Bisa meningkatkan cara bekerja di Jepang, seperti kedisiplinan, etos kerja, bisa belajar dari situ." 

Kak Citra Saat di Jepang (sumber: @citra_najihah)

GM  : Tantangan saat kerja sebagai caregiver di Jepang itu apa sih?

C : Tantangan itu bagaimana bisa mengendalikan emosi karena merawat orang. Lansia ada yang pikun, emosinya tidak terkontrol, yang masih muda, masih mengerti, harus banyak menjaga emosi. Kadang dicakar karena terkadang mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan. Jadi yang paling penting itu mengontrol emosi.

"Kemudian juga cuaca. Paling suka musim Sakura (semi) namun tahun ini kena alergi serbuk sari sebelum bunga Sakura. Sampai sempat ambil libur sekitar 2-3 hari karena benar-benar berat sampai sesak nafas, benar-benar flu dan bersin nggak berhenti-berhenti sampai badan lemas."

"Dari segi komunikasi, dulu awal-awal, masih ngomong Bahasa Jepang, walaupun benar, tapi masih ada logat jawa. Kalau kerja, pasien nggak paham apa yang dibicarakan karena pelafalan yang agak berbeda. Kalau kerja sehari-hari, pasien juga suka menggunakan Bahasa Jepang jaman dahulu yang terkadang tidak bisa dipahami, namun kalau kita bertanya, mereka akan memberi tahu. Terkadang ada juga yang sedikit marah ketika ditanya karena kenapa tidak mengerti."


C. Pengalaman Kak Citra Belajar di LPK Gunamandiri Sebelum ke Jepang

GM" : Dulu gabung di LPK Gunamandiri tahun berapa, dan berangkat ke Jepang tahun berapa, kak?"

C : "Akhir tahun 2017, ikut interview dengan Bahasa Inggris. Akhir Januari tahun 2018 masuk LPK Gunamandiri. Tahun 2019 berangkat ke Jepang."

GM" : Awal mula kak Citra tahu LPK Gunamandiri dari mana sih kak?"

C : "Tahu dari kakak kelas yang share di Instagram."

GM : "Hal atau kenangan menyenangkan ketika belajar di LPK Gunamandiri apa, kak? Ada nggak sih?"

C : "Yang menyenangkan karena teman-temannya banyak. Kemudian juga LPK (waktu itu di Cimahi, Bandung) dekat dengan pasar, kulineran jadi suka lihat-lihat keliling sekitar LPK. Juga banyak teman-teman yang mengajari, saling membantu. Sistemnya di LPK Gunamandiri itu, senior yang bisa mengajarkan ke juniornya. Dulu juga sempat dapat junior untuk diajari juga sekitar 2 orang."

"Yang paling diingat itu, pagi-pagi ada senam. Sehabis subuh, sekitar jam 5 harus sudah senam. Senam “rajio taisho” di saat masih gelap." 


D. Pengalaman Kak Citra Mengikuti Ujian Nasional Keperawatan Jepang

GM : "Motivasi kak Citra ikut ujian nasional kaigofukushishi?"

C : "Awalnya ditawari oleh perusahaan.  Ingin merasakan ujian nasional, ingin mencoba rasanya ujian nasional di Jepang. Kalau di Indonesia, seperti ujian kompetensi nasional. Ingin tahu apakah sama ujian kompetensi di Indonesia dengan ujian nasional di Jepang."

GM : "Waktu itu tanggal lulus ujiannya, tanggal berapa kak?"

C : "Ikut ujian tanggal 29 Januari 2023, dinyatakan lulus tanggal 24 Maret 2023."

GM : "Bisa ceritain sedikit nggak kak, proses ujiannya seperti apa?"

C : "Kalau untuk pendaftaran dan sebagainya, dibantu oleh perusahaan. Untuk belajarnya juga, ada yang memfasilitasi. Mereka ikut membantu untuk mengajarkan. Belajar juga ada belajar dari diri sendiri. Jadi sistem belajarnya itu sekitar 10 bulan untuk belajar ujian." 

"Awal-awal, untuk mengikuti ujian nasional, harus tahu dulu, ikut ujian tentang peraturan Jepang, undang-undang di Jepang. Harus tahu semua tentang Kesehatan dan hal-hal umum. Belajarnya dari situ dulu, makan waktu lama untuk belajar nulis, karena banyak kanji yang harus dipelajari." 

"Benar-benar belajarnya itu sekitar 6 bulan, sebelumnya hanya full nulis. Ambil waktu belajarnya di sela-sela hari libur. Kalau hanya full belajar saja tidak selama itu, namun karena sambil bekerja jadi memakan waktu agak lama." 

"Kalau untuk soal-soal hanya 5 – 6 bulan. Belajarnya soal-soal dari 10 tahun sebelumnya." Flashback soal-soal jadi bisa prediksi soal tahun ini akan keluar atau tidak. Soalnya berupa pilihan ganda dengan total soal 125 soal. Untuk lulus harus 75 poin, sekitar 62%.

"Ada juga tes praktek sebelum ujian tulis, seperti memasang alat makan dari hidung, dari tenggorokan dan lain sebagainya. Apabila tidak lulus ujian prakteknya, tidak bisa mengikuti ujian tertulis. Tapi sebenarnya ujian prakteknya tidak menakutkan, karena orang-orangnya baik dan membantu."

GM : "Perasaannya waktu tau lulus kayak gimana, kak?"

C : "Senang, tidak hanya diri sendiri yang senang, namun juga orang sekitar, seperti guru-guru yang mengajari, orang-orang yang sudah mendukung. Terutama tempat kerja. Kadang di sela kerja juga belajar. Mereka semua juga pastinya ikut senang "

"Bersyukur, nggak nyangka, karena lulus ujian nasional penting di Jepang, meskipun nggak di Jepang, sudah kembali ke Indonesia, dibutuhkan."

GM : "Tips supaya lulus ujian di tengah kesibukan sebagai caregiver yang jadwalnya padat dan belajar untuk S1 juga gimana nih kak?"

C : "Mengatur waktunya itu fokus hanya satu hal di satu waktu. Misal dalam seminggu kuliahnya seminggu dua atau tiga kali, fokus di situ. Ketika mengerjakan sesuatu ya fokus di hal itu, nggak usah belajar yang lain. Belajar kokka shiken itu seminggu sekali, nah fokus saat itu di situ hari itu, tidak mencampur-adukkan satu dengan yang lain. Waktunya istirahat, istirahat. Minta ke tempat kerja jangan banyak lembur."

"Saya suka merangkum kembali dengan bahasa yang bisa dipahami, karena banyak sekali yang tidak dimengerti bahkan sampai sekarang."

"Untuk lulus ujian, minta doa restu dan ibadah dikencangkan. Selain usaha, minta doa restu ke keluarga, karena benar-benar berpengaruh."


E. Rencana ke Depan dan Pesan-Pesan

GM   : "Rencana ke depan kakak gimana nih, kak?"

C : "Itu masih nanti. Karena sebenarnya kalau sudah punya kokka shiken itu, meskipun kita kembali ke Indonesia dulu, atau pergi ke negara mana dulu, balik ke Jepang lagi itu mudah. Jadi tidak perlu was was, mereka akan selalu welcome kalau sudah punya kokka shiken. Tetap harus mengurus visa."

GM  : "Kasih sedikit pesan-pesan untuk yang akan berangkat ke Jepang dong kak?"

C : "Untuk teman-teman yang sedang belajar Bahasa Jepang atau yang sedang semangat belajar Bahasa Jepang, tetap semangat dan jangan lupa minta doa restu orang-orang sekitar. Tetap berdoa dan juga belajar apapun itu dari hal yang kecil sampai hal yang belum kalian tahu, semua dipelajari saja karena pasti akan berguna untuk di Jepang terutama kerja bersama dengan orang-orang Jepang. Terima kasih."

Kak Citra Menggunakan Yukata (sumber: @citra_najihah)

Nah, gimana minasan? Baca tanya jawabnya bikin jadi pengen magang caregiver Jepang juga nggak nih?! Buat minasan yang punya impian dan ingin pergi magang ke Jepang, bisa banget nih  daftar program magang dari LPK Gunamandiri! 

Minasan yang laki-laki bisa join Program Magang umum dan untuk minasan yang perempuan bisa join Program Magang Caregiver. Jangan khawatir mengenai jurusan atau bahasa ya minasan! Kamu akan diajarkan bahasa Jepang dari awal dan kami pun menerima lulusan jurusan apapun! Kami tunggu pendaftarannya ya!